Ingatkan jargon JASMERAH, Fanny Legoh suport hadirnya museum dan perpustakaan Sam Ratulangi di Tondano

MANADO, beritanusantara.co.id Tak bisa disangkal, semangat ke-Minaesa-an dalam bingkai NKRI sangat erat nilai historisnya dengan perjuangan GSSJ Ratulangi. Karenanya, sangatlah tepat jika diera modern ini tercetus kebijakan untuk menghadirkan museum dan perpustakaan daerah untuk didedikasikan kepada pahlawan nasional tersebut. Hal inipun mendapat dukungan penuh dari anggota DPRD Sulut, Fanny Legoh.

Sekretaris komisi IV DPRD Sulut ini menilai, sanar penting kehadiran perpustakaan Sam Ratulangi di Tondano, Kabupaten Minahasa. Dimana, fasilitas tersebut bisa jadi sarana atau wadah bagi generasi sekarang dan masa depan untuk belajar tentang sejarah, sekaliagus sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan, khususnya GSSJ Ratulangi sebagai putra asli Minahasa.

Lebih lanjut Fanny menjelaskan, sebetulnya gagasan itu sudah ada sejak 10 tahun yang lalu. Hanya belum sempat terealisasi. “Waktu itu rencananya bukan hanya perpustakaan melainkan juga museum. Dahulu rencananya akan dibuat di rumah Sam Ratulangi. Rumahnya akan dibuat bagus,” ungkap wakil rakyat Sulut dari daerah pemilihan Minahasa-Tomohon itu.

Fanny juga memberikan dukungan positif agar rencana tersebut bisa terwujud. Menurutnya, ini sangat penting berperan sebagai penyediaan literatur untuk masyarakat.

“Seperti yang saya katakan. Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dan ungkapan Soekarno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya,” tutur politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Rencana ini menurutnya sangat bagus, hanya saja baginya, sekarang banyak orang-orang Minahasa tidak mau lagi belajar sejarah. Padahal sudah banyak yang tidak tahu sejarah.

“Banyak orang Minahasa entah siapa mereka, sudah tidak tau lagi sejarah. Bahkan sudah tidak mau tahu lagi belajar tentang sejarah,” kuncinya.(JRM)