Kreasi Rakyat Petani Hadirkan Pesona Wisata Hutan Seho Tu’ur Ma’asering

TOMOHON, beritanusantara.co.id, TU’UR MA’ASERING, sebuah destinasi wisata yang unik dan menarik kini hadir di Sulawesi Utara. Objek wisata yang dihasilkan lewat sentuhan ramah lingkungan dan diaplikasikan dengan tetap menjaga nilai-nilai ekologi hutan pohon Enau/Aren (di Minahasa dikenal dengan nama Pohon Seho), berhasil menciptakan daya tarik tersendiri sekaligus menempatkan TU’UR MA’ASERING sebagai satu-satu-nya tempat pariwisata di daerah ini yang menyuguhkan pesona nuansa alam hutan yang khas.

Hal istimewa lainnya, TU’UR MA’ASERING memang dihadirkan dengan mencerminkan suasana kehidupan rakyat Minahasa yang sebenarnya, sebagaimana kearifan yang telah diwarisi sejak dulu. Dimana, nilai-nilai kekeluargaan sangat erat  tercipta lewat kebersamaan yang terjalin saat berada di alam bebas. Itu sebagaimana diungkapkan Jeffri H. Polii, sang kreator sekaligus pemilik TU’UR MA’ASERING yang berada di daerah perkebunan Kelurahan Kumelembuai, Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon.

Dijelaskan juga, pengelolaan dan pengembangan TU’UR MA’ASERING akan lebih diarahkan kepada bentuk pelestarian nilai-nilai ekologi yang diorientasikan untuk memperkuat ketahanan pangan demi peningkatan  kesejahteraan rakyat.

“Selain pesona keasrian hutan, para wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan langsung berbagai bentuk kearifan lokal yang dilakukan masyarakat dalam mengelola hasil alam khususnya dari Pohon Enau (Seho,red) untuk menopang perekonomian rakyat petani,” jelas Jeffri yang sangat akrab disapa dengan nama Jepol.

Diceritakan juga, TU’UR MA’ASERING disiapkan untuk menjadi pusat gerakan perekonomian rakyat petani. Tujuannya untuk mengoptimalkan kegiatan petani dengan spirit bekerja dari kebun. “TU’UR MA’ASERING adalah karya dan kreativitas yang muncul secara murni dari rakyat petani, sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan pangan yang bersumber dari hasil perkebunan/ “Artinya, jika yang elemen lain harus bekerja dari rumah atau dikenal dengan sebutan work from home, maka kami dan masyarakat petani harus tampil terdepan untuk bekerja dari kebun atau Work Form Garden. Ini sebagai bentuk keseimbangan sosial yang diwujudkan oleh masyarakat petani,” ujarnya.

Diinformasikannya, bahwa sesuai rencana, terhitung mulai tanggal 11 Oktober 2020. TU’UR MA’ASERING akan mulai dibuka untuk umum. “Sesuai rencana, Soft Opening TU’UR MA’ASERING akan digelar hari ini (Minggu, 11/10/2020),” sebut Jepol.