Paslon Pilwako Manado Wajib Teladani Semangat Peduli Lingkungan

MANADO, beritanusantara.co.id – Kebersihan adalah bagian dari iman! jargon perangsang mindset untuk menjaga kelestarian lingkungan ini sepertinya telah kehilangan maknanya di Kota Manado yang terkenal dengan nuansa religinya. Itu dipertegas lewat keberhasilan meraih penghargaan sebagai kota terkotor di Indonesia. Proses memperbaiki citra itu tentunya harus se-segera mungkin di tempuh, dan sangatlah bijak jika itu dimulai atau diawali lewat bentuk keteladanan dari pasangan calon peserta Pilwako Manado.

Pencapaian progres menuju lingkungan yang bersih, indah dan rapih, lewat penularan keteladanan dari semua pasangan Calon Wali dan Calon Wakil Wali Kota  Manado itu disebut bersifat wajib dilakukan. Sebab, pemimpin Kota Manado kedepan sudah pasti akan dipegang oleh salah satu dari para kandidat tersebut.

“Kepedulian pada lingkungan itu memang menjadi tanggung jawab semua pihak. tetapi jangan hanya berharap pada masyarakat lawat seruan-seruan atau himbauan. Yang harus jadi motor penggerak adalah pemimpin. Karena itu, sebagai calon pemimpin Kota Manado kedepan, para paslon wajib untuk memberikan keteladanan dalam hal kepedulian lingkungan, tetapi bukan hanya ajakan atau seruan melainkan tindakan nyata,” sebut Ruddy Polii salah satu pengiat lingkungan Sulut.

Lanjut kata dia, bentuk percontohan sederhana yang bisa dilakukan adalah  mengawalinya dengan kegiatan kampanye berperspektif lingkungan. “Kampanye ramah lingkungan itu penting. Caranya mengurangi atau menekan se-minimal mungkin penggunaan bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah, khususnya yang sulit terurai secara alami, seperti kemasan botol kaca maupun plastik dan kertas. Memang tidak salahkan menggunakan bahan seperti itu, tapi jika harus menggunakannya harus dipertimbangkan pula dampak serta bentuk penanganannya. Karena hal yang paling miris adalah, setiap selesai kegiatan baik itu kampanye maupun bukan, sampah botol kaca dan plastik termasuk kertas sering kali hanya di buang dengan sembarangan. Untuk kondisi ini, tentu perlu adanya strategi inovantif yang harus dikembangkan dan diterapkan oleh para calon,” ujarnya lagi seraya menambahkan salah satu kontribusi terbesar dari sampah adalah dari perhelatan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Diketahui, sejak periode tahun 2017-2018, Kota Manado bersama beberapa kota lainnya oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dikelompokkan sebagai kota terkotor untuk kategori kota besar. Sampai saat inipun, status tersebut sepertinya masih belum mengalami perubahan.

“(Kota terkotor mendapat) Penilaian paling rendah antar kota-kota Adipura yang kita nilai, kan ada 300 sekian kota yang kita nilai, dan itu adalah kota yang jelek,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com.(*)