Pramuka di SD Kawangkoan Eksis

Peringatan Hari Lord Baden Powel

AIRMADIDI, beritanusantara.co.id – Praya Muda Karana atau Pramuka sebagai gerakan kepanduan Indonesia di Minahasa Utara, mulai ditinggalkan dan tidak diminati lagi.

Pada HUT 57 tahun Gerakan Kepanduan Indonesia, tidak terlihat kegiatan kepramukaan di Kabupaten Minahasa Utara

Ironisnya, pengurus Kwartir Cabang Minut sampai saat ini tidak pernah lagi menggelar acara ataupun lomba kepramukaan di tingkat Kwartir Cabang maupun Gugus Depan.
Namun hal ini tidak berlaku di SD Negeri Kawangkoan Kecamatan Kalawat salah satu yang tetap konsen secara intens menggelar kegiatan kepramukaan di Minut lewat Gugus Depan (Gudep) 141-142.
Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) 141-142 Nova Reppi S.Pd M.Pd mengatakan memperingati HUT Pramuka ke-57 ini Gudep 141-142 tengah mempersiapkan diri menghadapi beberapa lomba yang akan dilaksanakan di Gudep SMA 3 Tondano.
“Selain dasa darma pramuka sebagai kegiatan pembentukan karakter yang kami prioritaskan, kami juga mempersiapkan anak-anak untuk mengikuti lomba cerdas tangkas pramuka, maket pionering, penjelajahan dan lomba baris berbaris yang akan dilaksanakan di Gudep SMA Negeri 3 Tondano,” ujar Reppi kepada wartawan didampingi instruktur nasional Giovani Karuh S.Pd M.Pd.
Menurut Reppi, untuk mengembangkan karakter yang mandiri tangkas dan terampil Gudep 141-142 tetap konsiten melaksanakan latihan bagi anak-anak yang ada di SD Negeri Kawangkoan Kalawat ini. Sehingga anak-anak dapat memperoleh ketrampilan yang memadai serta berjiwa mandiri sesuai dengan dasa darma pramuka.
Sementara itu instruktur nasional pramuka Giovani Theo Karuh sangat menyayangkan akan vakumnya kegiatan kepramukaan di Minut. Menurutnya hal seperti ini tidak bisa dibiarkan, sebab kegiatan kepramukaan bukan saja ada di Indonesia bahkan samapai ke seluruh dunia. Dimana kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter, attitude bahkan ketrampilan dan ketahanan fisik.
“Pengurus Kwartir Pramuka saat ini bertugas sampai dengan 2021, masih ada sekitar 3 tahun lebih. Dalam masa ini bila tidak pernah digelar kegiatan, dikhawatirkan kegiatan kepramukaan akan punah dari Bumi Tonsea,” tandas Karuh. (mt)