Program SSK 10 Juta Setiap KK, Dinilai ‘Sorga Telinga’

MANADO, beritanusantara.co.id  Visi Misi berupa bantuan Rp 1.000.000/bulan bagi orang tua lanjut usia (lansia) dan Rp 10.000.000/kepala keluarga yang diangkat Calon Wali Kota Manado Sonya S. Kembuan (SSK) dalam debat publik jilid II calon Wali Kota Manado, Selasa (17/11/2020), dinilai hanya besifat ‘sorga telinga’ belaka. Pasalnya, program berbasis anggaran tersebut sangatlah sulit diimplemetasikan, mengingat sangat minimnya kemampuan anggaran pemerintah Kota Manado sebagaimana tertuang dalam APBD.

Kesangsian atas program SSK tersebut, tercermin dari bentuk serapan anggaran yang dibidik. Sebab,  untuk program bantuan 10 juta rupiah diperuntukan untuk 50.000 Kepala Keluarga yang mau berusaha dan sedang berusaha, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 500.000.000.000 (Rp Miliar). Begitu juga dengan bantuan Rp 1.000.000 bagi 35.000 lansia, yang tentunya membutuhkan dana Rp 35.000.000.000 (Rp 35 Miliar) di setiap bulannya, atau dalam satu Tahun Anggaran (T.A) mencapai Rp 420.000.000.000 (Rp 420 miliar pertahun). Angka-angka tersebut ditengarai hanya akan memberi tekanan yang sangat kuat serta menjadi beban bagi APBD Kota Manado yang dalam beberapa tahun ini hanya mencapai Rp 1.800.000.000.000 (Rp 1,8 Triliun). Itupun dengan target serapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya berada dikisaran 400-san Miliar Rupiah.

“Perang visi dan misi memang hal yang mutlak disetiap Pilkada, tetapi kami mengharapkan agar para kandidat untuk memberikan program yang realistis dan bukan yang cuma sebatas ‘sorga telinga’ atau janji-janji agar warga terbuai. Seperti yang diangkat salah satu paslon, yakni bantuan sepuluh juta setiap kepala keluarga dan satu juta untuk setiap lansia. Ini jelas sulit direalisasikan, pertama sumber dananya dari mana, dan apakah dananya mencukupi?. Kedua apakah hanya lima puluh ribu KK yang ingin berusaha? Tentunya semua pihak ingin ada usaha dan menjakankan usaha.  Apakah memang hanya akan dibatasi dengan jumlah seperti itu?, dan bagaimana dengan warga lainnya, apakah tidak akan diakomodir?, ujar salah seorang warga yang mengaku bernama Ruddy M warga Rike, saat bersua dengan media ini beberapa saat sesuai pelaksaan debat jilid II.

Lanjutnya, ada argumen untuk memanfaatkan dana dari pihak ketiga terutama dari sektor jasa perhotelan, tempat hiburan dan lainnya. Tepai kata dia, dalam kondisi pendami Covid 19 yang entah kapan akan  berakhir, jelas ada keraguan jika sektor itu akan memberi kontribusi yang maksimal. “Jika harus dibebankan kepada lima puluh ribu lewat bill pembayaran, itu jelas memberatkan pelaku jasa. Begitu juga selabiknya jika akan dibebankan kepada pengujung, itu juga sama beratnya. Bisa saja dampaknya akan mengalami kenaikan biaya yang akan ditagih kepada konsumen,” ujarnya lagi.

Diketahui, dalam debat yang dilaksanakan KPU di Swissbell Hotel Manado, SSK menyebutkan jika sumber dana untuk pemenuhan program tersebut akan dilakukan dengan menggenjot PAD dari target sekitar Rp 400.000.000.000 (400 Miliar) menjadi Rp 1.000.000.000.000 (Rp 1 Triliun).  Strategi lainnya dengan memaksimalkan dana pihak ketiga yang ada di Kota Manado.

“Kalau data lansia hanya lima belas ribu, kami justru mengambil data kira-kira tiga puluh lima ribu lansia di Kota Manado. Berarti setiap bulan ada beban tiga puluh lima milyar dari pemerintah untuk memberikan kepada lansia. Tentunya jumlah yang sangat besar, tetapi hitungan kami sebagai seorang pengusaha bahwa ada dana pihak ketiga yang bisa kami dapatkan,” ujar SSK dalam debat.

Terkait Bentuk pemenuhan dana itupun, SSK ikut melirik dana-dana CSR serta menoptimalkan sisi pejak dari usaha perhotelan, rumah makan, dan tempat hiburan. “Saya akan tingkatkan PAD Kota Manado. Ada banyak tempat usaha baik hotel, cafe, diskotik dan karaoke di kota ini. Saya hitung ada total Rp 75 miliar setiap bulan PAD yang kita dapat. Belum lagi ada dana CSR dari para pengusaha dan Badan Usaha lainnya yang beroperasi di Manado,” tukas SSK yang juga ikut mempertanyakan keberadaan dana SCR yang di Kota Manado, semisal dari PLN, BNI, BRI, Mantos dan lainnya.

“Saya menghitung hotel di Manado walaupun ditengah covid dengan okupansi tujuh puluh persen. Ada hotel, cafe, diskotik dan karaoke, tentunya ada bill-bill yang harus dibayar. Setiap pengunjung sebagai dana pihak ketiga kami akan titipkan lima puluh ribu untuk dana lansia. Dikali dengan seribu badan usaha,  hotel, restoran dikali lima puluh ribu dengan target pendapatan satu hari harus dua koma lima milyar. Sehingga target perbulan akan kami dapat tujuh puluh lima miliar,” ulas SSK.(Jeffrie RM).