Sulut dinilai layak jadi surga adat wisata dunia

Manado, beritanusantara.co.id – Menilik keberagaman sejarah adat dan budaya yang dimiliki,  Sulawesi Utara diyakini bisa jadi sorga pawisata dunia. Itu sangat beralasan, mengingat Bumi Nyiur Melambai adalah satu-satunya daerah yang dihuni tiga entitas kesukuan besar yakni Minahasa, Bolaang Mongondow (Totabuan) serta Sangihe (Nusa Utara), yang sampai saat ini masih sangat kental menjaga nilai dan norma kehidupan warisan leluhur.

Hal tersebut terungkap saat diskusi akhir tahun dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Ir Marhani Pua yang menggandeng Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) bersama wartawan yang dilaksanakan di Kantor DPD perwakilan Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (28/12/2017).

“Hal yang sangat menggelitik di Sulut adalah  menyangkut pengembangan pariwisata, yang mana Pemerintah Provinsi Sulut hanya berkamuflase terhadap berbagai kebijakan yang dianggap telah mencapai tujuan, salah satunya dengan berhasil mendatangkam turis khususnya turis dari Tiongkok. padahal itu hanya terpola atau sebatas mengandalkan objek-objek wisata secara fisik alam baik itu wisata laut, gunung dan juga  rumah makan.  Dan tentunya jelas sangat disayangkan, sampai saai ini pemerintak tidak mempunyai formula khusus untuk menggiring para wisatawan agar bisa mengunjungi situs-situs budaya yang menjadi dasar utama peletak jati diri warga Sulut. Lebih miris lagi, situs-situs budaya yana ada. saat ini justru masih mendapat intimidasi bahkan parahnya lagi dirusak oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab,” ungkap Ketua Forum Wartawan Peduli Adat Sulawesi Utara (Forpeda Sulut), Jeffrie R. Montolalu.

Mengantisipasi itu, Ia mengaku tidak berharap lebih dari Pemprov Sulut maupun Pemerintah Kabupaten dan Kota, tapi sangat berharap kepada Senator Marhani Pua agar mendorong putra putri Kawanua yang duduk di kursi legislatif agar lebih serius mengembangkan pariwisata berbasis ada dan budaya. Dia bahkan menantang agar senator Marhany Pua untuk bersama-sama ikut menggemakan jorgan baru agar pemerintah dan semua pihak bisa lebih bergairah pengembangan pariwisata daerah. “Kami mengusulkan untuk menambah jorgan bagi daerah ini, yakni Sulut Sorga Adat Wisata Dunia,” sebut Jeffrie.

Menanggapinya, Senator DPP RI, Ir Marhani Pua mengatakan, pemikiran dari Ketua Forpeda, Jeffrie Montolalu tentang pariwisata sebagai kunci pembangunan Sulut  dan menjadikan Sulut sebagai sorga adat pariwisata dunia  merupakan usul yang sangat bagus dan perlu di viralkan.

“Ini bagus, sebenarnya andalan baru itu adalah wisata adat dan budaya yang perlu dijual kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Dan disaat mereka (wisatawan) datang sudah diagendakan, tidak lagi seremonial-seremonial sekedar berkunjung saja seperti saat ini masih diorganisir ke tempat-tempat seperti rumah makan, hotel atau ke tempat-tempat lain tapi bukan ke situs-situs adat dan budaya. Padahal, jika para wisatawan itu di lepas diberikan pilihan, pastilah nereka ingin mengetahui situs-situs budaya dan adat,  misalnya mereka ingin menyaksikan dan mengetahui legenda tarian cakalele atau ingin menyaksikan dan mengetahui legenda dari tarian maengket,” ujar Marhany.

Lanjut kata dia, Potensi-potensi wisata adat serta kalender event adat dan budaya sangat penting dibuat. “Seperti di Bali, apabila wisatawan ingin menyaksikan barong, sudah mengetahui, pagi di desa ini, siang di desa itu dan untuk menyaksikan tarian kecap, wisatawan harus menyaksikan disaat matahari terbenam, itu adanya di desa uluwatu. Dan itu digelar setiap hari tidak putus,” tutur Marhany.

terkait dengan itu, Marhany mengharapkan agar situs-situas budaya dan adat harus dipelihara dengan baik serta akses  jalan ke situs budaya harus buat bagus. “Pemerintah harus memelihara  potensi-potensi tersebut dan membangun akses jalan ke situs-situs budaya dan adat agar nanti para wisatawan betah dan terkesan. Sehingga mereka ingin kembali berkunjung ke Sulut,” pungkasnya.