MDB-HJP Mulai Disengat Politik Devide et Impera

MANADO, beritanusantara.co.id,- Dalam upaya menggagalkan kemenangan pihak lawan, banyak sekali cara yang kerap ditempuh dan di halalkan para ahli strategi. Satu diantaranya yakni racikan politik devide et impera atau proses memecah belah kekuatan lawan. Strategi itupula yang ditengarai mulai disengatkan secara sengaja oleh kompetitor guna mengganggu serta merusak kesolidan kekuatan pendukung pasangan calon Wali dan Wakil Wali Kota Manado, Mor Dominus Bastiaan – Hanny Joost Pajouw (MDB-HJP).

Gencarnya intervensi yang kemudian diubah menjadi isue-isue pemecah belah di tengah pendukung MDB-HJP yang belakangan ini kian marak terjadi, memperkuat adanya indikasi tersebut. Diantaranya berupa selentingan kampanye hitam menyesatkan yang dihembuskan bahwa duet MDB-HJP mulai ditanggalkan pendukungnya, ditambah pula tersiar kabar adanya penurunan alat peraga kampanye dan lainnya seperti diisukan terjadi di sekretariat/posko MOR-HJP yang ada di wilayah Manibang Malalayang 2.

Atas fenomena itu, reaksi bersifat klarifikasipun muncul dari kalangan pendukung MDB-HJP. Satu diantaranya datang dari John Tahendung warga Manibang yang mengaku sangat kecewa dengan informasi yang beredar tersebut.  “Kami warga di sini sangat menyayangkan ada info demikian. Tidak ada sekretariat MOR HJP, yang ada itu di rumah salah satu warga pendatang. Orang itu biasa kami sapa Mas Joko ytang memang setahu kami sering meminta atribut MOR HJP. Jadi itu rumah pribadi bukan sekretariat. Baliho MOR HJP dan atribut lainnya memang sering diminta yang bersangkutan. Kami juga tahu Mas Joko ini dulu pendukung partai apa dan siapa,” tuturnya.

John mengaku menyesalinya sebab yang datang menurunkan alat peraga bukanlah pendukung asli MOR-HJP seperti yang diisukan. “Kami lihat difoto, hanya mas Joko sendiri didampingi orang lain ketika menurunkan baliho MOR-HJP. Kami sangat sesalkan kondisi ini, ada kesan kesengajaan untuk menjatuhkan figur MOR-HJP yang sangat kami cintai,”‘ucapnya kepada wartawan.

Menyikapi hal itu, ketua Tim Rajawali MOR, Maikel Towoliu SH mengajak semua pihak untuk dapat memberikan contoh dan edukasi yang baik kepada masyarakat terutama dalam berpolitik, karena dalam pentas politik, perubahan keputusan untuk dukung-mendukung kepada salah satu paslon itu adalah hal yang lumrah. Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini ikut memastikan jika hal itu terjadi bukanlah di sekretariat MOR-HJP. 

“Hal ini tak perlu dibesar-besarkan apalagi ditambah dengan bumbu-bumbu pemanasan yang arahnya ingin memepengaruhi khalayak ramai. Saya sudah cek ke tim Rajawali yang ada Manibang, bahwa lokasi itu bukan sekretariat MOR-HJP. Pun orang yang mengaku pendukung tersebut tidak kami kenal. Bahkan menurut laporan tim saya, yang membantu menurunkan baliho dalam rumah itu adalah bukan tim MOR-HJP, tapi orang orang dari luar yang diduga saat itu hadir bersama salah satu kandidat,” imbuhnya seperti dilansir dari tayangan sulutonline.com.

Ditambahkan juga, bahwa sejujurnya pak MOR tidak mau kami menanggapi hal-hal yang bersifat miring seperti ini. Beliau (MOR) mengajari kami agar tetap pada jalurnya, jangan sampai terpancing isu atau sejenisnya. “Pak MOR telah mengajari kami untuk bersikap santun. Jadi tidak perlu menanggapi isu sesat yang dapat merugikan diri sendiri. Apapun perbuatan manusia pasti akan ada balasannya, tapi bukan kita yang akan membalasnya. Itu kalimat yang sering saya dengar dari pak MOR, makanya saya bangga dapat berjuang bersama pak MOR, beliau orang baik dan tidak berhati dengki,” katanya seraya menyerukan agar seluruh pendukung MOR-HJP tetap rapatkan barisan.(***)