Hits: 36
Gandeng Elemen Keagamaan

AIRMADIDI, beritanusantara.co.id – Mencegah terjadinya potensi konflik antar umat beragama di kabupaten Minahasa Utara (Minut), DPC Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Minut, Pemuda GMIM, Pemuda Katholik serta oragnisasi pemuda lintas agama lainnya, melaksanakan diskusi bertajuk Pentingnya Menjaga Silahturahmi dalam Memupuk Persatuan dan Kesatuan Pemuda sebagai Pilar Bangsa, dan diwarnai penandatangan kesepakatan dan ikrar, Kamis (21/11/2019) disalah satu rumah makan di Airmadidi.

Ketua DPC PIKI Minut Denny Lolong S.Sos (Delon) yang juga ketu DPRD Minut menyebutkan, maksud dilaksanakan kegiatan ini mengingtat sangatlah penting kita bersama menjaga kerukuknan antar umat beragama di Kabupaten Minut.

“Kita harus dijaga persatuan dan kesatuan, sebab tanpa adanya persatuan ini, maka berbagai hal yang negatif dapat terjadi, seperti saling membeda-bedakan, menyalahkan, menzolimi, menista satu sama yang lain, merasa paling benar, merasa paling utama, saling melontarkan makian, fitnah bahkan membunuh. Untu itu saya mengajak kita semua untuk mengedepankan hal-hal yang positif dalam membangun dan mempertahankan rasa saling percaya, simpati, empati bahkan tenggang rasa serta perikemanusiaan itu perlu dijaga dan ditingkatkan,” tegas Delon sapaan akrabnya.

Delon juga mengakatan forum-forum diskusi sepertiini, kedepan sangat sangat penting, sebab merupakan salah satu upaya membantu pemerintah dalam menjaga keutuhan Pancasila serta kerukunan umat beragama, terutama di Minut.
“Tentunya kita semua memiliki harapan untuk dapat hidup dengan tenang dan damai. Dan ini pasti dapat terwujud dengan bersama-sama menjaga nilai-nilai mulia yang sudah ditanamkan oleh para tokoh pendiri bangsa (founding father). Saya percaya nilai-nilai persatuan dan kesatuan akan tetap terus terpelihara dan menjadikan aset perekat bagi keanekaragaman bagi semua masyarakat, teristimewa di kabupaten Minahasa Utara,” kata Lolong.

Dikeeempatan terpisah, Ketua MUI Minut, Ir Hi Baidlowi Ibnu Hajar mengatakan adalah hal yang penting, kita semua menjaga ikatan silahturahmi sesame anak bangsa, dalam memupuk persatuan dan kesatuan terutama kepada pemuda yang adalah pilar bangsa ini.
“Harapan saya, kegiatan ini akan menghasilkan perubahan menjadi sikap yang lebih positif dari semua unsur kaagamaan di Minut, dan berguna sebagai sarana mempererat tali persaudaraan, tanpa melihat suku dan ras maupun golongan,” ujar Ibnu Hajar.

Salah satu tokoh pemuda GMIM Minut Pnt Selfran Wungouw menyebutkan keprihatinannya terhadap kondisi dan keadaan bangsa Indonesia, yang saat ini banyak dilanda gejolak kepentingan kelompok maupun pribadi tertentu yang mengancam keutuhan bangsa dan hal ini harus mendapat perhatian bersama, untuk dicarikan solusi yang terbaik, sehingga persayuan dan keutuhan bangsa Indonesia tetap lestari dan sesuai dengan konsep NKRI yang beragama dan berTuhanan.
“Saya sangat setuju dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan kebangsaan seperti ini, bahkan jika perlu dapat difasilitasi oleh pemerintah, untuk menggelar forum-forum diskusi secara berkesinambungan lintas agama maupun budaya. Dan diharapkan dapat meredam sikap pandang dan pola pemikiran, yang berpeluang ke hal-hal negative yang merugikan kerukunan beragama dan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Wungouw.
Lain halnya penasehat pemuda Katolik Sevry Nelwan dirinya, bahkan berikan apresiasi positif untuk ketua DPC PIKI Minut yang dengan baik, bisa menggagas bahkan mengajak semua tokok-tokoh pemuda, yang ada di Minut untuk bersama-sama berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban bahkan persatuan dan keutuhan NKRI.
“Saat ini ada beberapa momentum penting di Minut yang harus kita sikapi bersama secara arif dan bijaksana, seperti pelaksanaan Pemilihan Hukum Tua serentak, Pemilihan Bupati dan Waki, Bupati serta Pemilihan Gubernur dan Waki Gubernur. Agenda-agenda politik ini tentunya memiliki potensi perpecahan di masyarakat. Tetap jika kita lebih sering melakukan pendekatan bahkan edukasi politik dan demokrasi yang baik ke masyarakat tentunya dengan kedewasaan berpikir saat ini, berbagai potensi kerawanan dapat diminimalisir bahkan ditiadakan. Teristimewa menjelang pilkada tahun 2020 mendatang, kami pemuda katolik trntunya mengharapkan terjadinya kesejukan, kedamaian dan ketentraman dalam setiap tahapan pilkada nanti dan ini dapat diwujudkan dengan langkah antisipasi seperti kegiatan diskusi seperti ini,” harap Nelwan. (mt)