SSK : Lawan Pola Kekuasaan, Kekayaan dan Kehormatan Dengan Pola Mengabdi, Melayani dan Merakyat

Ingkar Janji Politik Sebab Rakyat Jadi Pragmatisme

MANADO, beritanusantara.co.id – Perhelatan politik kota Manado, menjadi hal yang baru untuk seorang Ir. Sonya Selviana Kembuan sebagai seorang pengusaha perempuan yang berniat memimpin di Manado. Sebagai pendatang baru, SSK sapaan populernya ternyata membawa konsep kepemimpinan sendiri dan tidak mengadopsi gaya pemimpin yang ikut arus.

Ketika diwawancarai di Manado baru-baru ini, SSK mengaku  sangat terkejut dengan situasi perpolitikan Manado yang sangat erat dengan pragmatisme, sehingga kualitas pemimpin lembaga politik semakin diragukan.

Keraguan ini menurut Kembuan, adalah akibat semakin besarnya kecenderungan pemain politik melakukan langkah penggembosan demokrasi dengan politik jalan pintas berpragmatis, kemudian mengabaikan harapan masyarakat yang dipercayakan kepada sang politikus atau pemimpin ketika yang bersangkutan berusaha meraup suara pendukung dan masyarakat dalam hajatan politik seperti Pileg dan Pilkada dan akhirnya keluar sebagai pemenang.

SSK mengaku selang beberapa waktu, telah membuka diskusi dengan beberapa politisi di daerah ini, yang menyatakan kekecewaan mereka dengan kondisi masyarakat saat ini, yang sangat pragmatis ketika pelaksanaan Pemilihan Anggoita Legislatif (Pileg) ataupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang di dalamnya ada Pemilihan Walikota (Pilwako) dan Pemilihan Bupati (Pilbub).

“Beberapa teman politisi  mengaku kecewa dengan situasi masyarakat yang pragmatis dan mengakibatkan kondisi perpolitikan menjadi tidak sehat.  Namun, jika kita tarik kebelakang dan mencermati pokok persoalan sebenarnya, ini sangat kompleks dan bukan tidak mungkin bermula dari munculnya rasa kecewa masyarakat, ketika politikus yang dipercaya dan meraup dukungan suara ternyata tidak mewujudkan apa yang di aspirasikan masyarakat, sesuai dengan janji-janji politik dari yang bersangkutan, baik sebagai anggota dewan maupun sebagai pemimpin tertinggi eksekutif di daerah,” kata perempuan berdarah Langowan ini.

Sonya Kembuan, walaupun menyatakan diri siap dengan segala risiko dalam pelaksanaan Pemilihan Walikota (Pilwako) Kota Manado, masih sangat berkeyakinan, masyarakat di daerah ini sudah semakin paham terhadap dukungan, serta semakin yakin dengan pilihan terhadap siapa calon pemimpin yang layak untuk menjadi pioneer dalam memajukan kota Manado, yang tidak hanya mementingkan 3K yakni  Kekuasaan, Kekayaan dan Kehormatan, tetapi mampu mengedepankan 3M yakni Mengabdi, Melayani dan Merakyat.

“Jika pola 3M sudah semakin melekat di setiap pemimpin yang ada, maka saya yakin politik pragmatisme akan terkikis, seiring dengan semakin percayanya masyarakat terhadap siapa pemimpin yang tidak akan mengikari setiap janji maupun asprasi yang dibebankan,” kata SSK.

Pemikiran SSK ini mendapat dukungan salah satu akademisi muda Manado, DR. Edwin Wantah, SPd, MPd, yang menyebutkan harus ada yang memulai untuk membangun pendidikan politik yang benar bagi masyarakat atau konstituen.

“Walaupun saya yakin, kemampuan finansial yang dimiliki calon seperti SSK, yang akan maju dalam Pilwako Manado bukan sembarang, tetapi jika dilandasi dengan langkah Pragmatisme itu keliru. Dan saya sarankan untuk SSK untuk tidak lelah dan putus asa bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat dan berbuat yang benar untuk kemajuan kota Manado. Dengan pendekatan yang benar dan tepat, SSK jika terakomodasi dalam Pilwako dapat dipastikan mampu meraih dukungan terbanyak masyarakat Manado,” ulas Wantah staf dosen Unima ini. (tim)