SSK : Difabel Harus Diberdayakan Potensi dan Kemampuannya

MANADO, beritanusantara.co.id – Ir. Sonya Selviana Kembuan (SSK) mengartikan kaum Difabel sebagai sekelompok orang atau warga yang memiliki kemampuan berbeda dan perlu mendapat sentuhan pemberdayaan, bukan hanya sebatas memberikan bantuan sosial.

“Kaum Difabel seperti yang kita amati, dapat disimpulkan sebagai kelompok warga yang memiliki talenta khusus atau memiliki kelebihan dari warga kebanyakan. Baik kemampuan atapun kelebihan secara fisik, mental, ataupun keduanya. Dan ini terkesan kurang diperhatikan dalam bentuk pemberdayaan, padahal ada potensi yang terpendam baik bakat maupun rekayasa keahlian,” kata SSK yang tercatat salah satu Donatur tetap Panti Asuhan Khusus Difabel Sayap Kasih Woloan Tomohon.

Lanjut pengusaha wanita penerima Milenium Award di Geneva Swiss ini, dirinya miris ketika kaum Difabel yang seharusnya diberikan wadah semacam Rumah Kreativitas, Sekolah Ketrampilan, Pelatihan Kewirausahaan, Pembinaan Bakat Olahraga, ternyata belum tersentuh secara maksimal. Seharusnya kata SSK, para Difabel yang memiliki bakat kreatif diarahkan untuk berkerasi dan berproduksi, kemudian yang memiliki potensi pembinaan olahraga difasilitasi untuk meningkatkan prestasi lewat keikutsertaan dalam berbagai even baik nasional maupun internasional.

“Saya begitu yakin ketika kaum Difabel ini diperhatikan oleh Pemerintah Kota Manado, mereka dapat mendatangkan devisa baik untuk kesejahteraan diri sendiri dan keluarga, lewat pemasaran karya dan hasil kerja, juga untuk memperbaiki indeks perekononian kota Manado, demikian juga manfaat lainnya yang tidak dimiliki oleh warga umumnya, dan ini selaras dengan program pak Presiden RI Jokowi ” ulas SSK.

Difabel selain disebabkan bawaan secara lahiriah, juga karena terjadi kecelakaan, bencana atau peristiwa tertentu dan mengharuskan yang bersangkutan harus kehilangan anggota tubuh atau juga kelainan mental. Kekurangan tersebut menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan dalam menjalani kehidupan baik secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, walaupun potensi maupun bakat sama sekali belum tersentuh dan menjadi kewajiban pemerintah untuk memperhatikan dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan kaum Difabel untuk berdaya dan setara dengan warga kota lainnya yang memiliki kehidupan fisik dan mental yang normal. (mei)