Relokasi Waruga Pinendean-Kinangkoan Sebagai Pusat Informasi Waruga

Diprakarsai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

KALAWAT, beritanusantara.co.id-Lahan relokasi waruga Penendean desa Kawangkoan Baru kecamatan Kalawat Minahasa Utara, akan dimanfaatkan sebagai pusat informasi waruga oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Ditjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia setelah berkoordinasi dengan dinas Kebudayaan Sulut, dinas Pariwisata Minut, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo.

Hal ini terungkap ketika dilaksanakannya peninjauan lapangan oleh dua utusan Kemendikbud RI, masing-masing Widiati Kasubdit Pelestarian Cagar Budaya dan Ni Ketut Wardani Kasie Pengembangan  dan Pemanfaatan, Selasa (31/07/2018) di lokasi pemindahan Waruga.

Terlihat hadir dalam kegiatan ini, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo Zulkarnain Kasimin, Kadis Pariwisata Minut Theodora Luntungan, Kadis Kebudayaan Sulut Ferry Sangian, Camat Kalawat Herman Mengko serta perwakilan pelaksana pekerjaan Bendungan Kuwil Lidya Karema.

Widiati Kasubdit Pelestarian Cagar Budaya kepada wartawan menyebutkan, selain perencanaan pembangunan pusat Studi Waruga, peninjauan ini adalah langkah pemerintah pusat, melalui Kemendikbud dalam menyikapi berkembangnya informasi-informasi melalui media, terkait rusaknya situs budaya Waruga, akibat pelaksanaan pembangunan Waduk.

“Kami sudah melihat langsung kondisi yang ada dan nantinya kami akan melaporkan hasil peninjauan lapangan ini kepada pak Menteri, serta langkah pemanfaatan lokasi pemindahan ini menjadi Pusat Informasi Waruga, sekaligus menjadi obyek wisata Budaya layaknya beberapa tempat di Indonesia,” kata Widiati.

Selanjutnya Widiati mengatakan, Sulut khususnya Minut merupakan daerah satu-satunya di Indonesia yang memiliki peninggalan purbakala kubur waruga, oleh karenanya perlu dilestarikan. Oleh karenanya kekayaan budaya ini pantas untuk dilestarikan. Antara program strategis nasional Bendungan Kuwil-Kawangkoan ini sama pentingnya dengan pelestarian situs purbakala yang ada di Minut.

“Untuk pelestarian akan dibangun Pusat Informasi Waruga (PIW) di tempat ini yang bisa dijadikan sebagai tempat studi dan penelitian bagi para arkeolog untuk kepentingan kebudayaan. Sebelum dibangun tentunya akan dilakukan kajian dan telaahan yang komperensif dari semua aspek. PIW ini akan dibangun berbarengan dengan proyek Bendungan Kuwil-Kawangkoan yang nantinya selain menjadi pusat informasi juga menjadi destinasi wisata peninggalan purbakala,” tukas Widiati yang adalah ahli keramik peninggalan purbakala.

Ditambahkan Widiati, untuk kerusakan yang terjadi terhadap waruga akibat pelapukan karena dimakan usia dan akibat proses pemindahan tentunya akan dilakukan kajian tersendiri agar nilai budaya yang melekat tetap dapat dipertahankan. Kajian ini juga akan dipakai untuk menjadi bahan yang dimasukan dalam pembangunan PIW ini.

Theodora Luntungan Kadis Pariwisata Minut ketika diwawancarai menyebutkan, sangat terbantu dengan rencana pembangunan pusat informasi dan studi Waruga di lokasi pemindahan Waruga Kinangkoan.

Sebab menurut Luntungan hal ini kedepan dapat menjadi salah satu tujuan wisata sekaligus sebagai Ikon Minut dan Sulut. “Jika ada yang ingin mengetahui dan mengenal lebih jauh lagi tentang Waruga sebagai peninggalan sejarah, dapat memanfaatkan pusat informasi ini, bahkan ini berguna bagi wisatawan yang tertarik dengan kebudayaan Minahasa yang ada di Minut,” kata Luntungan.

Sementara itu, berdasarkan data yang yang ada dan telah dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya, untuk lokasi Kinangkoan terdapat  47 unit pada pemindahan tahap pertama serta  36 unit waruga serta satu berbentuk. (mt/adv)